Kecelakaan Xenia vs Nissan Juke
Ini bukan berita mengenai kecelakaan Nissan Juke vs Daihatsu Xenia yang menelan 5 orang korban tewas dan 1 orang terluka, tetapi sedikit sebuah
sudut pandang dari saya melihat komentar-komentar orang awam
yang kurang bijaksana dalam menyikapi kecelakaan ini.
Kecelakaan yang terjadi pada pukul 13.15 hari Minggu 7 April 2013
tersebut terjadi di Tol Purbaleunyi (Kopo) KM 135 Bandung. Kecelakaan
tersebut terjadi karena sebuah Nissan Juke menyebrang ke arah berlawanan
menabrak sebuah Daihatsu Xenia. Dalam kecelakaan tersebut Daihatsu Xenia yang menjadi korban tabrakan maut tersebut mengalami kerusakan
yang amat parah dibandingkan mobil Nissan Juke yang menabrak, mengapa
bisa terjadi?
Sebelumnya mari kita lihat gambar Daihatsu Xenia terlebih dahulu. Daihatsu Xenia yang ditabrak memiliki kerusakan yang bisa dibilang hampir tak bersisa pada bagian kanan dan depan mulai dari atap hingga pintu-pintu mobil yang nyaris tidak tersisa. Lantas ada apa dengan sisi keamanan mobil ini? Apakah mobil ini benar-benar sangat tidak aman dan tidak layak? Yap, pasti hal tersebut yang menjadi banyak komentar dan stereotype orang-orang yang kurang paham mengenai permobilan dan kronologi terjadinya kecelakaan.
Ok, apa benar mobil-mobil di Indonesia kurang aman? Pastinya jika dibandingkan dengan mobil-mobil Eropa yang memiliki standar keamanan tinggi pasti mobil Indonesia kalah telak. Tetapi sebenarnya jika melihat kasus-kasus kecelakaan yang ada di Jakarta mulai dari Avanza terbakar dan Nissan Juke terbakar lantaran menabrak dengan kecepatan 120 Km/jam sebenarnya hal tersebut sangat logis sekali.
Sebelumnya mari kita lihat gambar Daihatsu Xenia terlebih dahulu. Daihatsu Xenia yang ditabrak memiliki kerusakan yang bisa dibilang hampir tak bersisa pada bagian kanan dan depan mulai dari atap hingga pintu-pintu mobil yang nyaris tidak tersisa. Lantas ada apa dengan sisi keamanan mobil ini? Apakah mobil ini benar-benar sangat tidak aman dan tidak layak? Yap, pasti hal tersebut yang menjadi banyak komentar dan stereotype orang-orang yang kurang paham mengenai permobilan dan kronologi terjadinya kecelakaan.
Ok, apa benar mobil-mobil di Indonesia kurang aman? Pastinya jika dibandingkan dengan mobil-mobil Eropa yang memiliki standar keamanan tinggi pasti mobil Indonesia kalah telak. Tetapi sebenarnya jika melihat kasus-kasus kecelakaan yang ada di Jakarta mulai dari Avanza terbakar dan Nissan Juke terbakar lantaran menabrak dengan kecepatan 120 Km/jam sebenarnya hal tersebut sangat logis sekali.
Bagaimana dengan Crash Test Euro NCAP? Euro NCAP memang seringkali menjadi acuan seseorang dalam memilih kendaraan karena mempertimbangkan faktor safety. Tetapi tahukah anda bahwa Crash Test
Euro NCAP dilakukan dengan kecepatan 64 km/jam saja (40Mph)? Bagaimana
jika kecepatan tersebut dikalikan menjadi 2 kali lipatnya dari 60
km/jam menjadi 120 km/jam?
Sekuat-kuatnya mobil pasti tidak akan mampu berkutik ketika ditabrakan dalam kecepatan tinggi, ingat sebesar dan seaman apapun tetap saja akan hancur berkeping-keping. Apalagi kecelakaan yang terjadi antara Nissan Juke vs Daihatsu Xenia ini merupakan kecelakaan frontal crash yang keduanya sama-sama dalam kecepaan tinggi lawan arah. Sehingga dapat dipastikan gaya tabrakan keduanya lebih dari kecelakaan 120 Km/jam.
Dibawah ini saya berikan contoh bagaimana hasil kerusakan antara crash test Toyota Yaris sedan (Vios) menurut IIHS dengan sebuah tembok dan Toyota Camry yang masing-masing memiliki kecepatan 40 Mph (64 Km/h)
Luar biasa bukan perbedaannya? Itulah bedanya antara crash test dengan objek diam dan objek bergerak. Jika pengemudi Vios menghadapi sebuah objek tidak bergerak mungkin sang pengemudi masih selamat, namun jika menabrak mobil yang berlawanan arah, dari video yang ditunjukan oleh IIHS tentunya sudah tidak ada harapan bagi pengguna Toyota Vios.
Misalkan begini, Jika Xenia berjalan dengan kecepatan 100 Km/jam dan Nissan Juke dari lawan arah dengan kecepatan 100 Km/jam. Maka tentunya gaya tabrakan yang terjadi lebih dari 100 Km/jam melawan tembok diam bukan? Mungkin gaya yang diberikan bisa menyamai gaya tabrakan sebuah mobil yang menabrak objek diam dalam kecepatan 160 Km/jam. Oke, saya bukan ahli fisika untuk menghitung kedua gaya tersebut. Namun dibawah ini saya berikan contoh bagaimana kerusakan ketika sebuah mobil menabrak sebuah dinding diam dalam kecepatan 190 Km/jam
Video tersebut ialah sebuah crash test video yang dilakukan team Fifth Gear kepada Ford Focus generasi pertama yang memiliki nilai 4 bintang Crash Test Euro NCAP. Namun ketika menabrak tembok pada kecepatan 190 km/jam, mobil tersebut nyaris tak bersisa bentuknya, padahal Ford Focus memiliki 4 bintang.
Jadi apapun mobilnya, mobil aman maupun tidak aman pastinya mengalami kerusakan parah ketika mengalami tabrakan melebihi kecepatan 64 Km/jam, segala fitur keselamatan maupun konstruksi mobil tetap saja tidak akan berdaya, apalagi jika menabrak mobil lawan arah.
Lalu bagaimana dengan kecelakaan Nissan Juke vs Xenia di tol Purbaleunyi? Mengapa Nissan Juke tidak memiliki kerusakan yang terlampau parah seperti yang terjadi pada Xenia. Mungkin kesaksian salah satu kaskuser yang menyaksikan secara langsung kejadian tersebut bisa menjelaskannya.
Sekuat-kuatnya mobil pasti tidak akan mampu berkutik ketika ditabrakan dalam kecepatan tinggi, ingat sebesar dan seaman apapun tetap saja akan hancur berkeping-keping. Apalagi kecelakaan yang terjadi antara Nissan Juke vs Daihatsu Xenia ini merupakan kecelakaan frontal crash yang keduanya sama-sama dalam kecepaan tinggi lawan arah. Sehingga dapat dipastikan gaya tabrakan keduanya lebih dari kecelakaan 120 Km/jam.
Dibawah ini saya berikan contoh bagaimana hasil kerusakan antara crash test Toyota Yaris sedan (Vios) menurut IIHS dengan sebuah tembok dan Toyota Camry yang masing-masing memiliki kecepatan 40 Mph (64 Km/h)
Luar biasa bukan perbedaannya? Itulah bedanya antara crash test dengan objek diam dan objek bergerak. Jika pengemudi Vios menghadapi sebuah objek tidak bergerak mungkin sang pengemudi masih selamat, namun jika menabrak mobil yang berlawanan arah, dari video yang ditunjukan oleh IIHS tentunya sudah tidak ada harapan bagi pengguna Toyota Vios.
Misalkan begini, Jika Xenia berjalan dengan kecepatan 100 Km/jam dan Nissan Juke dari lawan arah dengan kecepatan 100 Km/jam. Maka tentunya gaya tabrakan yang terjadi lebih dari 100 Km/jam melawan tembok diam bukan? Mungkin gaya yang diberikan bisa menyamai gaya tabrakan sebuah mobil yang menabrak objek diam dalam kecepatan 160 Km/jam. Oke, saya bukan ahli fisika untuk menghitung kedua gaya tersebut. Namun dibawah ini saya berikan contoh bagaimana kerusakan ketika sebuah mobil menabrak sebuah dinding diam dalam kecepatan 190 Km/jam
Video tersebut ialah sebuah crash test video yang dilakukan team Fifth Gear kepada Ford Focus generasi pertama yang memiliki nilai 4 bintang Crash Test Euro NCAP. Namun ketika menabrak tembok pada kecepatan 190 km/jam, mobil tersebut nyaris tak bersisa bentuknya, padahal Ford Focus memiliki 4 bintang.
Jadi apapun mobilnya, mobil aman maupun tidak aman pastinya mengalami kerusakan parah ketika mengalami tabrakan melebihi kecepatan 64 Km/jam, segala fitur keselamatan maupun konstruksi mobil tetap saja tidak akan berdaya, apalagi jika menabrak mobil lawan arah.
Lalu bagaimana dengan kecelakaan Nissan Juke vs Xenia di tol Purbaleunyi? Mengapa Nissan Juke tidak memiliki kerusakan yang terlampau parah seperti yang terjadi pada Xenia. Mungkin kesaksian salah satu kaskuser yang menyaksikan secara langsung kejadian tersebut bisa menjelaskannya.
Entah
kebenaran yang disampaikan salah satu kaskuser bisa
dipertanggung-jawabkan atau tidak. Namun kesaksiannya jika benar
menguatkan sebuah teori ilustrasi yang saya perkirakan dalam kecelakaan
ini pada gambar berikut.
Jika Nissan Juke terbang dan menimpa bagian atas Daihatsu Xenia, sudah pasti Daihatsu Xenia akan hancur lebur bagian atapnya, hal tersebut dapat terlihat dari gambar kecelakaan sebagai berikut.
(gambar dari detik.com)
Bagian atap Xenia hancur lebur, sedangkan bagian sasis dari depan dan belakang masih terlihat baik. Walaupun mobil Xenia ini ada Airbag nya juga tidak akan mengembang sebab sensor yang terletak depan mesin tidak akan bekerja karena tidak terkena benturan. Ini bisa terlihat dari posisi roda depan yang tidak bergeser dari tempat yang semestinya. Ini menandakan frontal crash yang terjadi antara kedua mobil tersebut terjadi pada bagian atap Daihatsu Xenia dan bagian bawah Nissan Juke. Bukan bagian depan melawan bagian depan.
Atap mobil merupakan bagian paling lemah dari struktur bodi mobil karena adanya kaca. Sebutkan saja mobil-mobil yang memiliki atap paling kuat dan tebal sekalipun seperti Land Cruiser, Pajero maupun Hummer. Pasti tidak akan mampu menahan benturan dari sebuah Nissan Juke yang memiliki bobot lebih dari 1.3 Ton. Secara fisika daya yang diterima oleh Daihatsu Xenia dari Nissan Juke terbang tidak hanya gaya tabrakan horizontal, namun ada gaya jatuh bebas vertikal sebuah Nissan Juke dengan bobot 1.3 Ton. Apa yang terjadi? tentunya mobil apapun pasti akan hancur.
Jika Nissan Juke terbang dan menimpa bagian atas Daihatsu Xenia, sudah pasti Daihatsu Xenia akan hancur lebur bagian atapnya, hal tersebut dapat terlihat dari gambar kecelakaan sebagai berikut.
(gambar dari detik.com)
Bagian atap Xenia hancur lebur, sedangkan bagian sasis dari depan dan belakang masih terlihat baik. Walaupun mobil Xenia ini ada Airbag nya juga tidak akan mengembang sebab sensor yang terletak depan mesin tidak akan bekerja karena tidak terkena benturan. Ini bisa terlihat dari posisi roda depan yang tidak bergeser dari tempat yang semestinya. Ini menandakan frontal crash yang terjadi antara kedua mobil tersebut terjadi pada bagian atap Daihatsu Xenia dan bagian bawah Nissan Juke. Bukan bagian depan melawan bagian depan.
Atap mobil merupakan bagian paling lemah dari struktur bodi mobil karena adanya kaca. Sebutkan saja mobil-mobil yang memiliki atap paling kuat dan tebal sekalipun seperti Land Cruiser, Pajero maupun Hummer. Pasti tidak akan mampu menahan benturan dari sebuah Nissan Juke yang memiliki bobot lebih dari 1.3 Ton. Secara fisika daya yang diterima oleh Daihatsu Xenia dari Nissan Juke terbang tidak hanya gaya tabrakan horizontal, namun ada gaya jatuh bebas vertikal sebuah Nissan Juke dengan bobot 1.3 Ton. Apa yang terjadi? tentunya mobil apapun pasti akan hancur.
Lalu mengapa Nissan Juke tampak baik-baik saja dan penumpangnya
selamat? Mungkin karena hantaman yang diterima Nissan Juke mengenai
bagian bawah mobil. Bagian bawah yang terdiri dari sasis dan kaki-kaki
memiliki struktur paling kuat berbanding terbalik dengan atap, karena
disanalah terletak besi-besi baja yang menjadi tulang dari kekuatan
mobil. Kerusakan Nissan Juke dapat dilihat pada gambar paling atas.
Jadi yang dapat disimpulkan menurut saya dalam kecelakaan ini adalah bagimana kecelakaan tersebut terjadi, bukan karena jeleknya kualitas mobil yang digunakan. Toh apa yang bisa diharapkan dari safety kendaraan MPV kurang dari 200 jutaan di Indonesia? Yang harga diatas 1 milyar pun belum tentu bisa menjamin keselamatan penumpangnya jika terjadi kecelakaan yang sama seperti yang dialami Nissan Juke vs Daihatsu Xenia ini.
Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan dalam analisa awam seorang penggiat otomotif Nasional. Mohon ditanggapi dengan bijaksana, karena semua kemungkinan bisa saja terjadi dalam kecelakaan. Tidak harus karena apa mobil yang dibawa, namun bagaimana cara kita membawa kendaraan. Secanggih-canggihnya mobil, se-aman-amannya sebuah mobil tentunya akan lebih aman jika kita membawanya dengan safety driving dan mengikuti rambu-rambu yang ada. Semoga korban diterima disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan.
Jadi yang dapat disimpulkan menurut saya dalam kecelakaan ini adalah bagimana kecelakaan tersebut terjadi, bukan karena jeleknya kualitas mobil yang digunakan. Toh apa yang bisa diharapkan dari safety kendaraan MPV kurang dari 200 jutaan di Indonesia? Yang harga diatas 1 milyar pun belum tentu bisa menjamin keselamatan penumpangnya jika terjadi kecelakaan yang sama seperti yang dialami Nissan Juke vs Daihatsu Xenia ini.
Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan dalam analisa awam seorang penggiat otomotif Nasional. Mohon ditanggapi dengan bijaksana, karena semua kemungkinan bisa saja terjadi dalam kecelakaan. Tidak harus karena apa mobil yang dibawa, namun bagaimana cara kita membawa kendaraan. Secanggih-canggihnya mobil, se-aman-amannya sebuah mobil tentunya akan lebih aman jika kita membawanya dengan safety driving dan mengikuti rambu-rambu yang ada. Semoga korban diterima disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan.